Prodi :DIII Keperawatan
Tingkat :1b
Tugas :Sosiologi
TUGAS 1
1. Tipe tipe keluarga diindonesia.
2.
Keluarga Inti : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
3.
Keluarga Besar : keluarga inti ditambah sanak
saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dsb.
4.
Keluarga Berantai : keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
5.
Keluarga Duda/Janda : keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
6.
Keluarga Berkomposisi : keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama-sama.
7.
Keluarga Kabitas : dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
2.Tipe tipe keluarga yang di larang
di Indonesia.
-
-Menikah dengan sedarah(adik kakak)
-Kekerasan dalm rumah tangga.
3. a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
Kesehatan
merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan Karena tanpa kesehatan
segala sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan
dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan
sekecil apa pun yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan
menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga
perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar
perubahanya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat.
Tugas ini
merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan di antara anggota keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan.Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang
terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan
dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada orang
lain di lingkungan tempat tinggalnya.
c. Memberi
perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sering
kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih merasa
mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi.Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau
di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama.
d.memodifikasilingkungan agar lebih
sehat.
Sebagai aggota keluarga kita harus mejaga kesehatan
lingkunagan yang ada di sekitar , peduli dengan kebersihan lingkungan
Contoh : Membersihkan lingkungan dangan maksud dan tujuan
mebuat lingkungan berih dan sehat bagi semua, (Tidak membuang sampah
sembarangan seperti di selokan dll, karna
hal itu dapat membuaat lingkungan kotor dan tidak sehat)
e.memanfaatkan fasilitas kesehatan.
pemanfatan
fasilitas kesehatan yang dilakukan keluarga petani dengan kajian Health Belief
Model dan pertukaran sosial. Selain itu, ia juga menganalisis hubungan antara
kondisi sosio ekonomi, pendidikan kepala keluarga, sikap keluarga terhadap
pemeliharaan kesehatan, perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan, kekhawatiran
terhadap penyakit, dukungan lingkungan sosial, umur penderita, jenis kelamin,
jenis penyakit daya tahan tubuh dengan perilaku pemanfaatan fasilitas
kesehatan.
4. Tahap tahap keluarga mulai dari
bayi sampai lansia.
a. Tahap Bayi: Sejak lahir hingga usia 18 bulan.
Periode ini disebut juga dengan tahapan sensorik oral,
karena orang biasa melihat bayi memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya.,
dengan penekanan pada kontak visual dan sentuhan. Jika periode ini dilalui
dengan baik, bayi akan menumbuhkan perasaan perasaan mistrust (tidak percaya)
dan akan melihat bahwa dunia ini adalah tempat yang mengecewakan dan penuh
frustrasi.
b. Tahap Kanak-Kanak Awal: 18 Bulan hingga
3 tahun
Selama
tahapan ini individu mempelajari ketrampilan untuk diri sendiri. Bukan sekedar
belajar berjalan, bicara, dan makan sendiri, melainkan juga mempelajari
perkembangan motorik yang lebih halus, termasuk latihan yang sangat
dihargai: toilet training. Di masa ini, individu berkesempatan
untuk belajar tentang harga diri dan otonomi, seiring dengan berkembangnya
kemampuan mengendalikan bagian tubuh dan tumbuhnya pemahaman tentang benar dan
salah.
c. Tahap Usia Bermain: 3 hingga 5 tahun
Pada
periode ini, individu biasanya memasukkan gambaran tentang orang dewasa di
sekitarnya dan secara inisiatif dibawa dalam situasi bermain. Di masa ini,
muncul sebuah kata yang sering diucapkan seorang anak ”KENAPA?”.
d. Tahap Usia Sekolah: Usia 6 – 12 tahun
Periode
ini sering disebut juga dengan periode laten, karena individu sepintas hanya
menunjukkan pertumbuhan fisik tanpa perkembangan aspek mental yang berarti,
berbeda dengan fase-fase sebelumnya. dalam periode sebelumnya pertumbuhan dan
perkembangan berbilang bulan saja untuk manusia agar bisa tumbuh dan
berkembang. Ketrampilan baru yang dikembangkan selama periode ini mengarah pada
sikap industri (ketekunan belajar, aktivitas, produktivitas, semangat, kerajinan,
dsb), serta berada di dalam konteks sosial.
e. Tahap Remaja: Usia 12 hingga 18 tahun
Periode
ini individu bukan lagi anak tetapi belum menjadi dewasa, hidup berubah sangat
kompleks karena individu berusaha mencari identitasnya, berjuang dalam
interaksi sosial, dan bergulat dengan persoalan-persoalan moral.
Fase
ini dapat menemukan jati diri sebagai individu yang terpisah dari keluarga asal
dan menjadi bagian dari lingkup sosial yang lebih luas.Di masa ini, seseorang
bersifat idealis dan mengharapkan bebas konflik, yang pada kenyataannya tidak
demikian.Wajar bila di periode ada kesetiaan dan ketergantungan pada teman.
f. Tahap Dewasa Awal: Usia 18 hingga 35
Tahun
Langkah
awal menjadi dewasa mencari teman dan cinta.Hubungan yang saling memberikan
rasa senang dan puas, utamanya melalui perkawinan dan persahabatan. Kegagalan
di level ini menjadikan orang mengisolasi diri, menjauh dari orang lain, dunia
terasa sempit, bahkan hingga bersikap egois dan timbul rasa putus asa.
g. Tahap Dewasa: Usia 35 hingga 55 atau
65 tahun
Masa
ini dianggap penting karena dalam periode inilah individu cenderung penuh
dengan pekerjaan yang kreatif dan bermakna, serta berbagai permasalahan di
seputar keluarga.Selain itu adalah masa “berwenang” yang diidamkan sejak lama.
Tugas
yang penting di sini adalah mengejawantahkan budaya dan meneruskan nilai budaya
pada keluarga (membentuk karakter anak) serta memantapkan lingkungan yang
stabil. Kekuatan timbul melalui perhatian orang lain, dan karya yang memberikan
sumbangan pada kebaikan masyarakat, yang disebut dengan generativitas.
h. Tahap Dewasa Akhir: Usia 55 atau 65 tahun
hingga
mati
Orang
berusia lanjut yang bisa melihat kembali masa-masa yang telah dilaluinya dengan
bahagia, merasa tercukupi, dan merasa telah memberikan kontribusi pada
kehidupan, ia akan merasakan integritas. Kebijaksanaannya yang tumbuh menerima
keluasan dunia dan menjelang kematian sebagai kelengkapan kehidupan.
Sebaliknya,
orang yang menganggap masa lalu adalah kegagalan merasakan keputus asaan, belum
bisa menerima kematian karena belum menemukan makna kehidupan. Atau bisa jadi,
ia merasa telah menemukan jati diri dan meyakini sekali bahwa dogma yang
dianutnyalah yang paling benar.
5.pola
kehidupan keluarga di Indonesia.
TUGAS 2
1.
Apa
yg membedakan antara masyarakat dan kebudayaan?
masyarakat
adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah system semi tettutup a/ semi terbuka,dimana
sebagian besar interaksi adalah individu-individu yang
berada dalam kelompok.
Sedangkan kebudayaan adalah
keseluruhan kompleks keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat dan semua kemampuan dan kebiasaan yang lain yang diperoleh
oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Atau secara sederhana bisa dikatakan
kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial
oleh para anggota suatu masyarakat.
2.
Unsur
unsur masyarakat?
Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat
3.
Tenga
kesehatan memerlukan pemahaman mengenai kebudayaan masyarakat?
karena
agar dapat dengan mudah melakukan perannya sebagai tenaga medis dengan
professional, di masyarakat.
4.
Penyebab
terjadinya perbedaan kebudayaan di masyarakat?
1. Faktor
adat istiad
2. Faktor
agama
3. Faktor
lingkungan (tempat tinggal)
4. Faktor kebiasaan
5. Faktor
tradisi/ budaya
6. Faktor Suku
5.
Sikap
seorang perawat atau dokter menghadapi pasien berbeda budaya dgn dirinya?
Dokter
atau Perawat harus sabar dalam menghadapi pasien yang berbeda budaya dengan dirinya, dokter atau perawat
harus berusaha untuk mengerti apa yang pasien kaatakaan dengan cara menanyakan
kepada keluarga pasien maksud yang dikatakan oleh pasien.
Reverensi
Setiadi, Elly M.dkk. 2006.
Ilmu SosialBudaya Dasar. Kencana. Jakarta.
Soekanto, Soejono. 1983. Struktur Masyarakat. Rajawali. Jakarta.
Sarjono.
Agus R (Editor). 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.